Kamis, 29 November 2007

Ne tntaNg pnYanyi y6 L6ux gi xan DgriN


Pete Wentz? Pecinta musik, terutama genre punk-rock tentu tahu siapa cowok ini. Pemain bass grup band Fall Out Boy ini disebut-sebut sebagai salah satu musisi paling stylish dan hot di muka bumi ini. Penampilannya yang keren dan kharismanya membuatnya banyak digandrungi, terutama oleh remaja putri. Tetapi pertanyaannya, benarkah ia sekeren dan tanpa cela seperti yang orang-orang bilang? Tahukah kamu tentang kebiasaan-kebiasaan dan obsesi Pete yang agak aneh dan tidak wajar? Dan kehidupan cintanya dengan banyak wanita? Check it out here!

Peter Lewis Kingston Wentz III, demikianlah nama lengkap cowok ‘gokil’ ini. Dilahirkan di Wilmette, Illinois, pada 5 Juni 1979, Pete memang sudah pecicilan sejak kecil. Warna rambutnya yang hitam saat ini sudah pasti hasil dye, karena ia terlahir pirang. Sejak kecil, Pete sudah pandai bermain sepakbola dan ketika bersekolah Pete berhasil memasuki tim sepakbola negara bagiannya. Semasa remaja, Pete ternyata sudah mulai nakal. Ia mulai minum minuman keras dan memakai narkoba bersama teman-temannya. Tetapi ia sadar dan akhirnya berhenti.

Pete sendiri adalah co-founder Fall Out Boy, bersama dengan Joe Trohman dan Patrick Stump, dan Andy Hurley bergabung kemudian. Tapi, liciknya nih, Pete pernah mengklaim dirinya sebagai founder Fall Out Boy! Tetapi ia bilang itu semua cuma untuk mencari perhatian. Semula, teman baik Mikey Way dari My Chemical Romance ini adalah vokalis grup band metal Arma Angelus. Pada awal terbentuknya Fall Out Boy, Pete diposisikan sebagai vokalis, namun kemudian Patrick diketahui memiliki kualitas vokal yang (Patrickstumpis<3 dan skywalker-way-stump: “JAUH!”) lebih baik ketimbang Pete. Pete, yang juga mampu bermain piano, akhirnya menjadi pemain bass dan penulis lirik utama untuk Fall Out Boy, yang kita (Patrickstumpis<3: “:Ki… ki….kiiii….ta??”) kenal saat ini.

Pete ternyata seorang entrepreneur yang sukses, lho. Ia memiliki perusahaan rekaman DecayDance—yang berada di bawah Warner Bros Records—yang telah melahirkan nama-nama besar seperti Panic! At The Disco, The Academy Is…, Cobra Starship, Paramore, dan masih banyak lagi. DecayDance juga bekerja sama dengan Fueled by Ramen. Ia juga memiliki perusahaan clothing line dan buku, Clandestine Industries dan perusahaan film Batskull Films. Ia juga memiliki bar Angels and Kings. (skywalker-way-stump: “Jadi, bagi anak Dian Didaktika yang muak sama pelajaran Entrepreneurship di sekolah, belajar sama Pete aja! Oke?”)

Terkenal, keren, dan kaya membuat Pete agak lupa daratan, nih. Trademark playboy dengan sendirinya melekat pada Pete. Michelle Trachtenberg, Rumer Willis, sampai terakhir kali, Ashlee Simpson, ia kencani. Dan tentunya masih banyak yang tidak disorot oleh media massa. Tetapi hubungannya dengan Ashlee ternyata berlangsung serius—walaupun Pete dan Ashlee sendiri hanya menyebut masing-masing sebagai ‘special friend’. Mereka berdua dikabarkan sudah bertunangan dan akan segera menikah. Sayangnya… Joe Simpson, ayah Ashlee, tidak menyetujui hubungan mereka. (Patrickstumpis<3 dan skywalker-way-stump: “Wah, tabah ya Pete!”—Di dalam hati: “Kasian deh lo…”)

Pete sendiri ternyata sangat terobsesi kepada penampilannya. Ia sangat sering mengambil self-potrait dirinya sendiri, alias Pete narsis akut! Dan ia juga menderita Peter Pan Complex. Menurut teman-temannya, ia menganggap dirinya sendiri Peter Pan. (skywalker-way-stump: “Woi, lo tuh Peter WENTZ bukan Peter PAN!”) Pete juga memiliki obsesi tidak wajar terhadap kematian. Ia pernah bilang, “Kalau gue mati, gue pingin obituari di koran-koran dan media-media cetak yang besar!”

Soal kematian, Pete pernah berusaha bunuh diri pada Februari 2005 karena ia merasa stress dan terisolasi di dunia. Kalau ia tidak dilarikan ke rumah sakit waktu itu, cowok yang berdiri di amplifier Tenis Indoor Senayan sewaktu konser pada tanggal 23 September 2007 tinggal sejarah. Ia meminum obat penenang Ativan sampai over dosis. Sudah hampir meregang nyawa, ia berhasil selamat. Konsekuensinya, ia harus tinggal di RS selama sepekan. Pengalamannya dituangkan ke dalam lagu ’7 Minutes in Heaven / Atavan Halen’. Nama ’Atavan Halen’ ia ambil dari obat yang ia minum sampai OD dan band Van Halen. (skywalker-way-stump: “Lagu favorit gue di FUTCT nih!”)

Dan skandal terakhir, yang tertuang di video klip This Ain’t A Scene, It’s An Arms Race, adalah foto nude-nya Pete yang tersebar di internet lewat LiveJournal. Menurutnya, foto itu dicuri dari T-Mobile Sidekick miliknya, namun menurut sumber-sumber yang tersebar, foto itu dikirimkan oleh Pete kepada seorang cewek yang ia taksir. Ada apa dengan Pete sebenarnya sampai-sampai ia setidaktahu malu itu, tidak ada yang tahu.

So now judge him by yourself. Penulis, jujur saja, sudah lama merasa agak ilfil terhadapnya. Terutama karena di balik penampilannya yang keren dan stylish, ia tidak tahu malu, playboy, dan… jidatnya lebar! (Patrickstumpis<3: “Sumpah lebar banget! Jidatnya MANTAB.”) So is Pete cool and hot enough? We never really know the answer. You have your own opinion, guys!

Selasa, 20 November 2007

PndPt Q Tnt6 BLo6

Wis Jd Nech Blo6 Q.............PrTma X Tw BLo6 2 Aq JNkL B6t,Spa Seh y6 cipTaiN Blo6 kr6 kRjaaN b6t......Tpi StLh Liat BLo6 TmN2 Pd 600D2 Aq Mw J6a Y6 keK 62...Mank Bnr Kta Diri....Blo6 Siiiiip b6t.....Or6 Tak KnL mKa Tak SyaNk....Enak Seh Px BLo6 BeBas Men6EkspResikan Diri,,,,,,,,,

CrPn Nech

KEGENITAN TEKNOLOGI
judul Taxi Blues
ilustrator Erwin Primaarya
cerita Seno Gumira Ajidarma
isi 32 hal.
penerbit Smart Reading Production, 2001

Satu lagi karya cerpen Seno Gumira Ajidarma dikomikkan pasca Jakarta 2039. Taxi Blues yang diambil berdasarkan antologi cerpen Seno Iblis Tak Pernah Mati (penerbit Galang Press, 1999) kali ini dikomikkan oleh ilustrator yang juga animator film iklan, Erwin Primaarya. Komik ini mengisahkan perjalanan seorang sopir taksi menjumpai berbagai macam karakter penumpangnya. Seperti cerpen aslinya komik ini mencoba mengalihkan ke bahasa gambar keterasingan sopir taksi di tengah malam. Dengan mengambil setting malam hari dengan lihai Erwin mendramatisir cerpen Seno ini ke dalam suasana gerimis hujan (dalam cerpen aslinya tidak digambarkan suasana hujan.)

Bukan sekedar komik biasa gambar-gambar dalam Taxi Blues versi Erwin ini mengambil pendekatan layaknya aspek sinematografis sebuah film. Gambar per gambarnya dibuat Erwin layaknya story board film. Bahkan menurut ilustratornya sendiri sehabis membaca cerpen Taxi Blues ia membuat gambar seakan sedang mengerjakan story boardnya. Komik ini juga disertai cd-rom interaktif yang berisi sebagian proses di balik pembuatan komik Taxi Blues mulai dari sket sampai beberapa gambar yang dipertajam lewat shoot per adegan dengan teknik animasi. Warna-warna biru yang dominan dalam komik ini berhasil menggambarkan kesuraman malam cerpen Seno. Pewarnaan biru dan warna-warni lampu di background gambar menurut ilustratorrnya terinsiprasi dari film Taxi Driver karya sineas Martin Scorsese.

Sayang, kendati telah berhasil mempergunakan aspek sinematografis serta komputerisasi yang begitu total terutama dalam pewarnaan, komik ini jadinya terlalu genit sehingga nyaris melupakan garis-garis alamiah di setiap karakter layaknya penggambaran komik. Bahkan dengan teknik komputer komik ini jadinya terasa kurang manusiawi. Pembaca dihadapkan pada gambar yang terlalu “wah” sehingga meninggalkan kesan hambar setelah cerita ini selesai. Suasana keterasingan sopir taksi juga kurang berhasil digambarkan sehingga di tangan Erwin ia hanya jadi semacam tokoh utama biasa saja tanpa kesan.

Jika memang aspek komputerisasi yang ditonjolkan Erwin ada baiknya ia mengambil cerita lain yang lebih panjang. Dengan cerita yang lebih panjang (mungkin cerita macam komik Tapak Sakti, superhero berbagai versi ala Batman atau wayang) cerita jadinya malah lebih hidup sehingga pembaca lebih terserap imajinya dalam menikmati gambar bak membaca komik-komik Amerika produk Detective Comics atau misalkan produk-produk R.A Kosasih yang dipertajam lewat grafis komputer.

Jika yang terambil adalah cerita sependek ini komikus seharusnya lebih mempertajam garis-garis penanya entah itu dalam penggambaran karakter maupun pewarnaan. Tanpa bermaksud membandingkan, kekuatan sebuah komik mau tak mau akhirnya kembali lagi pada teknis bukan pada teknologi semata seperti yang dilakukan Asnar Zacky di komik Jakarta 2039. Namun sebagai pencapaian ide baru komik ini patut kita hargai dalam upayanya mengisi dunia perkomikan Indonesia yang sampai saat ini tak dipungkiri lagi masih tersingkir dengan produk luar negeri.[*]
DNA

Minggu, 18 November 2007

PnDpt Q Tnt6 Blo6

Wis Jd Nech Blo6 Q.............PrTma X Tw BLo6 2 Aq JNkL B6t,Spa Seh y6 cipTaiN Blo6 kr6 kRjaaN b6t......Tpi StLh Liat BLo6 TmN2 Pd 600D2 Aq Mw J6a Y6 keK 62...Mank Bnr Kta Or6 Tak KnL mKa Tak SyaNk....Enak Seh Px BLo6 BeBas Men6EkspResikan Diri....Blo6 Siiiiip b6t.....